8/8/11

1 Jam Lebih Dekat Bersama Taufik Hidayat


         
 Akhirnya 1 jam lebih dekat bersama Taufik Hidayat ditayangkan di TvOne. Diawali dengan pemutaran video "Final Olimpic Games 2004" dan "Perempat Final Indonesia Open 2011", selanjutnya program ini dibuka oleh Indy Rahmawati selaku MC. Indy pun duduk di kursi berwarna merah ditemani Taufik Hidayat dengan latar belakang gambar seorang Taufik Hidayat di sebuah layar lebar. Tema acara kali ini yaitu "USAHA DAN TEKAD SANG JUARA DUNIA".
     Prestasi Taufik termasuk gemilang, diantaranya 6 kali menang Indonesia Open, memiliki Backhand smash tercepat 260 km/jam dan smash 305 km/jam, pemain termuda waktu masuk pelatnas, dan lain sebagainya. Ditanya mengenai jam latihan, Taufikpun menjawab bahwa Ia latihan pada pagi hari jam 8 sampai jam 11 dan sore hari jam 3 sampai jam 6.
Dalam acara ini, dihadiri oleh banyak pecinta bulutangkis yang mengagumi sosok seorang Taufik Hidayat dan Taufik bersyukur dengan adanya pecinta bulutangkis yang terus memberi support kepada para atlet, menurutnya tanpa mereka atau tanpa penonton maka permainan mereka akan terasa hambar.
     Selanjutnya, ditayangkan "Cuplikan tentang Taufik Hidayat dari Lapangan" yang diakhiri oleh pesan dari seorang anak kecil yaitu "Terus maju pantang mundur". Selain cuplikan video, Indy menghampiri beberapa fans Taufik Hidayat. Diantaranya, seorang penggemar yang mengagumi Taufik sejak SMP, Triana. Dia mengumpulkan foto-foto Taufik di styrofoam, Taufik pun mengucapkan terima kasih karena dia sendiri tidak pernah membuat hal demikian. Selanjutnya, ditanya ke Triana foto mana yang sangat disegani, maka dia menjawab "foto bawa medali kemenangan yang membuatnya sangat bangga". Triana pun memberikan alasan mengapa ia mengagumi Taufik "karena jumping smash dan backhand nya Aa dan pasti akan rame sendiri kalau lagi nonton Aa". Selain Triana, diajak wawancara juga seorang bapak yang bertanya kepada Taufik, kenapa pada tahun 2009 keluar dari Pelatnas dan bapak itu juga memberi semangat semoga Taufik Hidayat tetap berprestasi dan jaya di kanca internasional. Taufik pun menjawab pertanyaan sang bapak, "simple, regenerasi pada yang muda, bukannya sombong tapi sampai sekarang masih saya, jadi mau beri kesempatan apalagi umur mereka kan 20-an." Berbicara regenerasi, MC menanyakan tentang anaknya Taufik, apakah ingin jadi Taufik Hidayat berikutnya dan Taufik menjawab bahwa yang terpenting anaknya harus olahraga.

     Di segmen yang kedua, diungkapkan bahwa ayah Taufiklah yang paling berperan karena ayahnyalah yang sedikit memaksanya untuk bermain bulutangkis. selanjutnya, ditayangkan "Liputan di Rumah Taufik Hidayat" yang terletak di Pengalengan, Jawa Barat. Dalam video tersebut, diperlihatkan napak tilas Taufik Hidayat kecil. Dimana, Taufik Hidayat harus menempuh jarak 80 km dari Pengalengan-Bandung, Bandung-Pengalengan. Taufik Hidayat dan ayahnya harus berjalan 100 m sampai ke tempat pemberhentian angkutan umum. Jadwalnya pun padat, setelah pulang sekolah jam 12 Taufik harus makan siang dan istirahat sebentar, jam 1 mereka pergi ke Bandung untuk latihan yang memakan waktu 2 jam perjalanan kemudian pada jam 3 Ia mulai latihan. Dengan kata lain, tidak ada istirahat cukup dan Taufikpun sering tidur di angkutan umum.
Taufik kecil berlatih di Jl. Moh. Toha, GOR Sangkuriang Geraha Sarana dan pelatihnya adalah mantan pemain Nasional, Lie Sumirat yang sampai sekarang masih aktif menjadi pelatih.



     Setelah video selesai ditayangkan, muncullah kedua orang tua dari Taufik Hidayat, Bpk. Aries Haris dan Ibu Enok Dartilah. Mengenang masa kecil, Taufik berkata bahwa sebenarnya dulu Dia lebih senang dengan sepakbola, namun bolanya selalu diambil dan dipecahkan dengan "golok" oleh papanya. Mendengar hal tersebut membuat para penonton tertawa. Selain itu, Taufik tidak memilih menjadi pemain bola karena kata papanya, olahraga bulutangkislah yang bisa berprestasi sampai dunia.
Melihat Taufik saat ini tentunya sangat membuat kedua orang tuanya bangga. Kata sang mama, Ibu Enok sejak Taufik menang pertama kali saja waktu kecil ia sudah sangat bangga. Selanjutnya, datang seorang fans Taufik yang membawa foto saat Taufik berusia 9 tahun. dan dijelaskan oleh ibunya bahwa foto tersebut adalah foto pada saat Taufik bertanding di kampung, pada waktu itu dia mengikuti kejuaraan bapak-bapak dan kalah sehingga Taufik menangis karena kasihan, sang pemilik GOR memberikan tropi kepada Taufik, katanya sebagai juara harapan.... hehehe
     Dalam acara ini pula, Papa dari Taufik memperlihatkan buku bersejarah dengan catatan awal "tahun 1990, Senin, 7 Mei : Mulai pengenalan lapangan di GOR PBSI, Lie Sumirat di Jl. Soekarno Hatta, mulai pelemasan pisik." yang berisi perjalanan Taufik dari awal namun catatan tersebut hanya sampai Taufik berhasil 67x juara. Melihat buku tersebut, Indy berkata "Agenda luar biasa", bagus untuk dijadikan buku.
     Setelah itu, ditayangkan cuplikan dari Tri yang ternyata adalah mantan guru les dari Taufik, katanya kalau les Taufik selain membawa alat tulis menulis juga membawa raket. Taufik selalu ingin berolahraga sebelum les. Taufik tidak nakal, waktu itu kesannya pemalu. Taufik les 3x atau 4x seminggu dan Taufik berkata bahwa Ia ikut les karena malas untuk belajar.....(ckckckck). Namun, Taufik tetap bangga dengan usaha kedua orang tuanya waktu kecil katanya, "Kalau bukan karena papa saya, saya tidak akan bisa seperti ini". Tapi, ternyat Taufik Hidayat  sempat kesal dengan papanya waktu kecil saat dalam perjalanan dari Pengalengan ke Bandung karena Ia pernah diturunkan dari mobil di tengah jalan sedangkan ia masih harus menempuh perjalanan 10 km, akhirnya Taufikpun harus memilih untuk berjalan ataupun lari untuk sampai Bandung, sedangkan papanya tetap menggunakan mobil..... (wow...)
"Oh ya, saya berpikir setelah saya berhasil, tidak ada walaupun sejelek-jelaknya orang tua, sejahat-jahatnya orang tua ke anaknya tapi itu untuk kebaikkan. Tidak ada orang tua yang akan mencelakakan anaknya atau menceburkan anaknya". dan Taufikpun membuktikan cintanya kepada orang tuanya dengan memberangkatkan mereka Haji. Kata mamanya juga, waktu melahirkan Taufik tidak pernah terpikirkan Ia akan jadi juara dunia.

     Di segmen yang ketiga, diawali dengan wawancara bersama Lie Sumirat.
  • Bagaimana Taufik saat kecil? 
    • Biasa-biasa saja seperti atlet -atlet yang lain, diarahkan cepat menangkap, motivasi sangat tinggi jadi juara, sampai kejuaraan-kejuaraan seperti walikota cup, bupati cup, dll memberikan prestasi yang baik.
  • Apa yang membedakannya dengan atlet lain?
    • Taufik itu pendiam tapi penurut, karakternya baik sehingga saya tau harus bagaimana terhadapnya. Sekarangpun Ia sangat berwibawa sekali.
  • Bagaimana dengan penampilan terakhirnya?
    • Cukup bagus, tapi tidak apa-apa karena selalu ada kesalahan, ada kekalahan, ada kemenangan. mudah-mudahan dari kesalahan dan kekalahan bisa belajar untuk kejuaraan selanjutnya. 

     Selanjutnya, Taufik memberikan pendapatnya tentang sosok Lie Sumirat. Menurut Taufik, Beliau bagus, beliau langsung turun ke lapangan dan backhand saya diadopsi dari Lie Sumirat. 
Taufik Hidayat ternyata sempat nge-kost karena jarak yang jauh dari rumahnya ke bandung untuk latihan. Waktu kost, orangtuanya sering datang 1x seminggu dan mengajak makan keluar. Suatu waktu Taufik membeli donat untuk orangtuanya tapi donat tersebut dihinggap semut. Taufik kemudian kembali menyisihkan uang jajan dan membeli donat kembali dan karena takut dihinggap semut, Taufik menggantung donat di tali lampu (lampu yang memakai tali untuk memasangnya) dan hasilnya donatnya tidak dihinggap semut ^_^
     Sementara berbincang-bincang mengenai Taufik waktu kost, datang ibu Lilis, mantan ibu kost Taufik. Ibu Lilis sampai menangis karena sangat merindukan Taufik. Kata Ibu Lilis, Taufik itu bandel, namun kata Taufik, dia hanya malas mengerjakan PR karena capek. Ibu Lilis memperlakukan Taufik layaknya anak sendiri sewaktu Taufik nge-kost. Taufik sangat suka "coto" sehingga Ibu Lilis membawakannya coto  yang langsung dimakan oleh Taufik saat itu juga. Kata Taufik, Ia suka makan coto, karena yang berkuah enak lebih cepat dicerna.
     Selanjutnya, ada telewicara dengan Olivier Boigy dari Prancis yang juga merupakan penggemar Taufik dimana karena kegemarannya sampai ia ikut berlatih bulutangkis. Ia berkata selamat karena backhand smash Taufik masih yang terkenal di dunia dan kata Olivier ia sangat menikmati setiap permainan Taufik, "Anda pemain yang unik", sahut Olivier.


     Memasuki segmen yang keempat atau segmen yang terakhir, ditayangkan foto-foto Taufik waktu kecil sampai sekarang. Selanjutnya, diundang Ami, sang istri dan Ata dan Nayo, anak-anak mereka. Amipun berkisah tentang pertemuan pertama mereka. Dimana, pada saat pulang sekolah dari luar negeri, Ami diajak papanya nonton olimpiade di Athena, Ami jadi komando pendukung Indonesia di sana. Setelah itu, Ia dikenalkan dengan Taufik Hidayat. Namun, kesan pertama biasa saja malah yang ada dipikiran Ami yaitu Taufik sombong sehingga pada saat itu Ami hanya sekedar mengagumi prestasinya. Dan dengan berjalannya waktu, Ami dan Taufik menjalin hubungan pertemanan, lama-lam Taufik mulai mendekati Ami dan langsung ditembak menjadi istrinya. Taufikpun langsung berhadapan dengan Bpk. Agum dan Ibu. Agum. "Berani mati?", tanya Indy. Taufik pun berkata berani, karena menurutnya niatnya baik dan selama tidak ada kesalahan kenapa takut. Ungkapnya, sewaktu berbicara dengan keluarga Ami, Taufik sampai panas-dingin dan jawaban dari keluarga Ami hanyalah "Silakan, tunjukin". Ditanya kepada Ami mengapa yakin dengan Taufik, Ami berkata karena Taufik tidak romantis dan apa adanya *tidak mungkin sekali Taufik akan bawa bunga*. 
     Sekarang jika Taufik Hidayat tidak ada acara Ia akan menghabiskan waktunya untuk keluarga. Buktinya, anaknya yang pertama, Ata sangat dekat dengannya, kalau minta perlindungan pasti pada Taufik. 
Ketika MC, Indy mengatakan bahwa Taufik kelihatannya tidak ekspresif, sang Istri, Ami membenarkan tapi sebenarnya Taufik suka ngobrol namun, orangnya datar. Sehingga jika akan dibuat surprise seperti HUT pasti akan berhasil. 
     Pada saat ini mimpi keluarga besar Taufik Hidayat adalah THArena atau Taufik Hidayat Arena. 
"Selama ini saya hidup dari bulutangkis, ketemu Ami juga dari bulutangkis, jadi apa yang bisa saya sungbangsihkan, dedikasi, cinta saya untuk bulutangkis. Ini bukan bisnis, tapi saya mengembalikan buat Indonesia.", ungkap Taufik dengan penuh kebahagiaan.

     Akhirnya, tak terasa sudah 1 jam acara berlangsung dan acarapun ditutup dengan sesi foto bersama Taufik Hidayat yang memakai baju merah-hitam dan Ami Gumelar yang mengenakan jas hitam kemeja putih. 

No comments:

Post a Comment