3/1/11

Taufik Hidayat, Lengkap Namun Tanpa All England



Menjadi motor klub asalnya, PB SGS PLN, Taufik tampil sebanyak 5 kali dipenyisihan, dan hanya kalah dari Andre Kurniawan Tedjono saat klubnya menghadapi PB Djarum. Ia absen satu kali di penyisihan, hal ini terjadi saat ia harus kembali ke Jakarta dan berangkat ke Batam untuk memenuhi permintaan dari sponsor yang mengontraknya selama satu tahun.
“Acara ini mendadak, sedangkan saya sudah menandatangani kontrak dengan pihak lain jauh-jauh hari sebelumnya. Jadi, ya saya harus profesional dong, sudah resiko saya untuk kembali ke Jakarta, terus ke Batam dan baru kembali ke Surabaya,” papar ayah dua anak tersebut.
Ia pun membawa musuh bebuyutan di lapangan, dan kawan baiknya diluar lapangan, Lee Chong Wei untuk ikut memperkuat SGS PLN di arena Djarum SBI. Hal ini pun tak sia-sia, mereka berhasil mencuri gelar juara dari tangan PB Jaya Raya Suryanaga dengan unggul 3-2.

Taufik adalah salah satu putra terbaik dalam sejarah bulutangkis di tanah air. Pria yang asli datang dari Kota Kembang Bandung ini telah menorehkan prestasi yang gemilang. Ia berhasil masuk ke jajaran tim Thomas Cup saat Indonesia berhasil memenangkan piala tersebut di tahun 1998, kala itu ia masih berusia 17 tahun. Berikutnya, ia bisa menjadi juara dunia tahun 2005. Medali emas Olimpiade pun sudah ia bawa pulang, bahkan karena prestasinya ia diangkat menjadi warga negara kehormatan Yunani.

Ia mencatatkan nama dengan meraih 6 kali gelar juara Indonesia Open. Selain dikenal dengan prestasi yang lengkap itu, Taufik dikenal sebagai atlet yang kerap kali mengencani artis-artis ibu kota. Bahkan sebelum  ia menikah dengan istrinya, Ami Gumelar pada tahun 2007 silam, sempat santer terdengar ia menjalin hubungan serius dengan Deswita Maharani yang akhirnya kandas.

Dari pernikahannya dengan Ami Gumelar, kini ia telah dikaruniai dua orang anak. Putri pertamanya ia beri nama, Natarina Alika Hidayat sedangkan putranya ia namai, Nayotama Prawira Hidayat.

Taufik Hidayat dengan semua prestasi dan keglamoran hidupnya, telah menjadi sosok yang disegani kawan maupun lawannya. Ia merupakan salah satu atlet yang lengkap. Prancis terbuka yang belum pernah ia rasakan sebelumnya pun berhasil ia raih di tahun 2010. Atlet yang memutuskan untuk menjadi pemain profesional pada tahun 2009 lalu ini, tengah merintis karier lain di luar karpet hijau.

Ia memiliki merk apparel sendiri yang ia beri nama Taufik Hidayat Line yang disponsori oleh Yonex, dan menjadi atlet bulutangkis pertama yang memiliki hal serupa setelah di bola basket ada Michael Jordan yang terkenal dengan merk sepatu Nike Air Jordan. 2010 ia pun melakukan peletakkan batu pertama untuk membangun Taufik Hidayat Arena. Sebuah GOR dengan fasilitas mewah yang diperuntukkan mendidik bibit-bibit bulutangkis di tanah air, dan terbuka bagi seluruh atlet yang ada di dunia. 

Di tengah prestasinya yang selangit, sepertinya masih ada salah satu kejuaraan yang masih “penasaran” untuk ia taklukan. All England belum pernah ia menangkan. Ia sudah menginjakkan kaki di partai puncak di usianya yang ke 17. Kala itu ia harus mengakui keunggulan Peter Hoeg Gade dari Denmark. Tapi, hingga usianya kini yang ke 29, Taufik belum juga berhasil menjuarai turnamen bulutangkis tertua itu.
“Yah, saya pasti ingin terus mencoba, selama saya bisa, tahun lalu saya gagal, ya pasti saya ingin coba tahun ini,” lanjutnya.

All England sendiri di tahun 2011 ini akan diselenggarakan pada bulan Maret mendatang. Menantu Agum Gumelar ini, sepertinya akan mengeluarkan semua kemampuannya untuk bisa menorehkan nama dan mendaulatkan diri sebagai juara, selamat berjuang Taufik!

www.djarumbadminton.com